Pada tanggal 23 April 2012 aktivitas Gunung Lokon yang berada di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara terpantau lewat Pos Pengamatan Gunung Api Lokon meningkat. Pemerintah Kota Tomohon melalui TRC BPBD telah melakukan koordinasi dengan Instansi Terkait (TNI, POLRI dan PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Lokon guna mengurangi resiko bencana. Pemerintah Kota Tomohon telah
menghimbau kepada Masyarakat yang berada di KRB di bawah 2,5 KM dari
Kawah Tompaluan untuk dapat mengehentikan aktivitasnya sementara waktu.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas Gunung Lokon maka pada tanggal 24 April 2012 Pukul 11.20 WITA, Gunung Lokon meletus dengan mengeluarkan abu vulkanik yg ketinggiannya tidak bisa terlihat pada saat itu karena kabut menutupi pandangan Gunung Lokon. sebelum meletus terjadi gempa.
Situasi dan kondisi
masyarakat di Kelurahan Kinilow, Kinilow I yang merupakan wilayah terdekat dengan Kawasan Rawan Bencana (KRB) 2,5 KM dari Kawah terlihat masih kondusif karena sudah adanya sosialisasi dari TRC BNPB, UN OCHA, TNI, POLRI dan TRC BPBD. Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB dan UN OCHA yang sudah berada di Kota Tomohon sejak tanggal 26 April 2012 bersama TRC BPBD Kota Tomohon telah memberikan pendampingan untuk mengatasi masalah tersebut.
TRC BNPB dipimpin langsung oleh Direktur Tanggap Darurat bersama rombongan langsung menggelar rapat koordinasi dengan instansi terkait dengan membentuk Komando Siaga Darurat Letusan Gunung Api Lokon yang dikomando oleh Kapolres Tomohon sebagai Komandan Siaga Darurat, Wakil Komandan Danramil Tomohon dan Sekretaris Kepala Pelaksana BPBD. Surat Pernyataan Siaga Darurat dapat diunduh di Surat Pernyataan Siaga Darurat
Kondisi terakhir pasca meletusnya Gunung Api Lokon aktivitasnya sudah mulai menurun. Tetapi untuk KRB 2,5 KM masih ditutup untuk aktivitas masyarakat. Pemerintah Kota Tomohon menghimbau kepada masyarakat di Kelurahan Kinilow I, Kinilow dan Kakaskasen I agar tetap waspada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar